MELIHAT STOMATA

KELOMPOK 2:
1.       Mawarni Pasaribu                   (170205013)
2.       Lidya Elysabet Silalahi           (170205014)
3.       Dewi Agustini                         (170205016)
4.       Ririn Marbun                           (170205017)
5.       Darma Rani Denisa                 (170205019)
6.       Henny safitri                           (170205020)
7.       Leni Oktaviana                       (170205021)
8.       Lusi Berliana Panjaitan           (170205024)
9.       Sartika Diana                          (170205025)
10.   Seftiana Sitepu                        (170205026)
Ruang : Mg 2.1
Dosen Pembimbing               : Alfi Safitri, M.pd

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ yang terdiri dari akar, batang, daun, dan organ reproduksi.Berbagai jenis organ pada tumbuhan tersebut berperan dalam melaksanakan fungsinya masing-masing dalam kehidupan tumbuhan meristem, perenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis dan jaringan pengangkut.
Dendrobium berasal dari kata “dendro” yang berarti pohon dan “bios” yang berarti hidup.Jadi, dendrobium merupakan anggrek yang tumbuh di pohon yang masih hidup. Anggrek ini memiliki sekitar 1.400 spesies yang tersebar sangat luas di seluruh dunia,jepang,cina,india,semenanjung malaka, Indonesia,papua sampai Australia. Anggrek ini mempunyai bunga yang menawan dan jenisnya juga termasuk yang terbanyak.Genus anggrek ini mempunyai daun berbentuk lanset, ramping, dan lanset membulat.Ukuran  dan ketebalan nya juga bervariasi. Daun keluar dari ruas batang dan setiap ruas muncul satu sampai dua helai daun.Posisi daun berhadap-hadapan atau berpasangan.Pada beberapa spesies letak daun duduk berhadapn dalam satu ruas.Dendrobium termasuk anggrek epifit dan tumbuhan di hutan-hutan basah yang lembab.
Kebanyakan anggek dendrobium menyukai tempat setengah ternaungi dengan intensitas cahaya 50-60% (Ayub,2005). Penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk mengetahui ultrastruktur polinia pada 10 spesies anggrek dalam Substribus Aeridinae (Orchidaceae) dimana ultrasrtuktur polinia anggrek digunakan sebagai  karakter untuk membantu taksonomi khusus keluarga anggrek. Hasil dari penelitian ini menunjukan jumlah polinia per kuntum bunga dan ultrastruktur polinia dari kesepuluh anggrek tidak sama sehingga sepuluh spesies anggrek dalam substribus Aeridinae ini dibagi menjadi 3 kelompok (sulistyono,2000). Penelitian lain yang telah dilakukan untuk menentukan struktur sel epidermis dan stomata pada beberapa tunmbuhan anggota suku orchidaceae yang terdiri dari marga Arachnis, Phalaenopsis dan Vanilla. Hasil penelitian ini menunjukan adaanya variasi struktur sel epidermis dan stomata anomositik seperti pada tumbuhan dikotil (Yulanda dkk, 2011).

Epidermis merupakan sistem sel-sel yang memiliki berbagai variasi struktur dan fungsi, yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat dihubungkan dengan peranan jaringan sebagai lapisan yang berhubungan dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat membatasi penguapan pada dinding bagian luar sehingga menjadikannya kompak dan keras dan dapat dianggap sebagai penyongkong mekanis. Diantara sel-sel epidermis terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika dan sel gabus (Hidayat, 1995).
Stomata merupakan celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut sel penutup.Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang mengelilinginya yang disebut sel tetangga. Sel pentup dapat membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedankgan sel-sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel-sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagiantumbuhan yang terdedah ke udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun (Pandey, 1982).Tipe stomata pada daun memiliki berbagai variasi. Berdasarkan hubungan stomata dengan sel epidermis sel tetangga ada banyak tipe stomata, walaupun tipe yang berbeda dapat terjadi pada satu famili yang sama atau dapat juga pada daun dari spesies yang sama (Fahn, 1991).  Scanning Electron Microscope (SEM) merupakan mikroskop yang dapat digunakan  untuk mengidentifikasi penampakan anatomi suatu tumbuhan berupa jaringan epidermis dan derivatnya berupa stomata. Scanning Electron Microscope (SEM) merupakan mikroskop yang dapat digunakan untuk mengindentifikasi penampakan anatomi suatu tumbuhan berupa jaringan epidermis dan derivatnya berupa stomata. Scanning Electron Microscope (SEM) adalah salah satu jenis mikroskop elektron untuk mengamati material berukuran sangat kecil dengan perbesaran hingga 30.000 kali. Hasil pengamatan jaringan epidermis dan stomata dengan SEM diharapkan dapat menjadi sumber belajar bagi siswa untuk membantu siswa dalam mengamati struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan perpaduan antara proses belajar dan mengajar. Berdasrkan undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sumber belajar ini meliputi buku teks, media cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan untuk membantu optimalisasi hasil belajar (Dwito dkk, 2012).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengindentifikasi bentuk struktur sel epidermis dan stomata dari masing-masing spesies tumbuhan dengan menggunakan mikroskop.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Stomata
            Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Kartosapoetra, 1991). Selanjutnya campbel, Reece and Mitchell (2000) mengemukakan bahwa” stomata adalah pori yang sangat kecil yang diapit oleh sel epidermal yang telah mengalami spesialisasiyang disebut sel penjaga (guard cell).
Tiap pori stomata dikelilingi oleh 2 sel epidermis khusus yang disebut sel pengawal yang berbeda dengan sel-sel lain yang terdapat padaepidermis yang berisi kloroplas (Loveless, 1987). Sedangkan Hamim (2007) menyatakan stomata merupakan modifikasi dari selepidermis daun berupa sepasang sel penjaga yang menimbulkan sula (lubang) sehingga uap air dan gas dapat dipertukarkan diantara bagian dalam dari stomata dengan lingkungan.

2.1.2 Jumlah dan Letak stomata
            Stomata terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, tertutama pada daun-daun tanaman. Pada daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Kartosapoetra, 1991).  Menurut howard dalam Salibury dan Ross (1995) bahwa” setiap melimeter persegi permukaan daun mempunyai kira-kira 100 stomata, tapi jumlahnya ini dapat mencapai 10 kali lipat dan maksimum berjumlah 2230. Jumlah stomata dapat diklasifikasikan menjadi: sedikit (1-50) cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak (201- > 300) dan tak terhingga (301- > 700), (Haryati, 2010). Jumlah stomata bervariasi diantara jenis-jenis tumbuhan. Keadaan lingkungan juga mempengaruhi kerapatan stomata. Daun yang tumbuh pada lingkungan kering dan dibawah cahaya dengan itensitas tinggi cenderung mempunyai stomata banyak dan kecil-kecil dibandingkan dengan yang hidup pada lingkungan basah dan terlindung. Variasi juga terjadi dalam distribusi stomata. Ada yang hanya dipermukaan epidermis atas saja atau dipermukaan bahwa dan ada juga di kedua permukaan, tetapi permukaan bahwa umumnya berjumlah lebih banyak daripada dipermukaan atas. Menurut Salisbury dan Ross (1995) bahwa “stomata terdapat di permukaan bawah daun, tetapi sering ditemui kedua permukaan,meskipun lebih banyak dibagian bawah. Pada tumbuhan air yang daunnya terapung di permukaan air hanya mempunyai stomata dibagian atas, dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Pada dikotil beradaun lebar
Stomata tersebar secara acak, sedangkan pada monokotil berdaun sempit memanjang stomata tersusun dalam baris-baris teratur sejajar dengan panjang daun.
            Sutrian dalam Damayanti (2007) menyatakan bahwa pada daun dengan sistem pertulangan menjalar stomata menyebar tidak teratur sedangkan pada daun dengan sistem pertulangan sejajar sepertipada Gramineae, stomata tersusun dalam barisan yang sejajar. Menurut Fahn, (1991) stomata biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun. Stomata tidak ditemukan di akar dan seluruh permukaan beberapa tumbuhan parasit yang tanpa klorofil. Stomata dapat juga ditemukan pada daun mahkota, tangkai sari, daun buah dan biji tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi. Kerapatan stomata tidak saja bervariasi antar jenis tetapi juga antar daun dari tumbuhan yang sama. Kimball dalam sundari dan atmaja (2011) menjelaskan bahwa tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti: suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban. Semakin tinggi intensitas cahaya, kerapatan stomata dikedua permukaan daun juga semakin meningkat. Kerapatan dan jumlah stomata yang banyak merupakan proses adaptasi dari tanaman terhadap kondisi lingkungannya. Intensitas cahaya yang berbeda-beda memperlihatkan bahwa jumlah stomata dapat berkurang seiiring dengan menurunnya intensitas cahaya (Fahn 1991). Menurut Agustina dalam Rofiah (2010) bahwa kerapatan stomata diklasifikasikan menjadi kerapatan rendah (<300/mm2), kerapatan sedang (300-500/mm2) dan kerapatan yang tinggi (>500/mm2). 

    1.   Tipe anomositik, stomata dengan sel penutup yang dikelilingi sejumlah sel yang berbeda dengan ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranunculacae, Capparidaeceae, Cucubitaceae, Malvaceae.

    2.  Tipe anisositik atau jenis Cruciferacea, stomata dengan sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar.

    3. Tipe parasitik, stomata dengan sel yang mudah dikenali. Setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis ini umumnya terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convol vulaceae, Mimosaceae

    4.  Tipe diastik ataujenis Caryophyllaceae, stomata yang dikelilingidia sel tetangga. Dinding bersama dari kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup serta celah. Jenis ini umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae. .

5. Tipe aktonositik, stomata yang dicirikan dengan sel penjaga yang dikelilingi dengan banyak sel tetangga yang tersusun secara radial di sekelilingnya
2.3 Keterangan Literatur 
1.      Klasifikasi daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb)
Kingdom
Plantae
Sub kingdom
Trachebionta
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Liliopsida
Sub kelas
Arecidae
Ordo
Pandales
Family
Pandanaceae
Genus
Pandanus
Spesies
Pandanus amaryllifolius Roxb

2.      Klasifikasi Daun Mawar  (Rosa hybrid)
Kingdom
Plantae
Devisi
Spermatophyte
Sub devisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledonae
Ordo
Rosanales
Family
Rosaceae
Genus
Rosa
Spesies
Rosa hybrid
   
3.      Klasifikasi Daun Waruh (Hibiscus tiliaceus L)
Kingdom
Plantae
Sub kingdom
Tracheobionta
Super divisi
Spermathopyhta
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Sub kelas
Dilleniidae
Ordo
Malvales
Family
Malvaceae
Genus
Hubiscus
Spesies
Hibiscus tiliaceus L
   
   4.      Klasfikasi Daun Mangga (Mangifera indica L)
Kingdome
: Plantae
Sub kingdom
: Viridiplantae
Super divisi
: Embryophyta
Divisi
: Tracheophyta
Sub divisi
: Spermatophytina
Kelas
: Magnoliopsida
Super ordo
: Rosanae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Mangifera L.
Spesies
: Mangifera indica

















5.      Klasifikasi Daun Lili (Chlorophytum comosum var.vittatum (Thunb). Baker)
Kingom
Plantae
Sub kingdom
Tracheobionta
Divisi
Magnoliopytha
Kelas
Liliopsida
Ordo
Liliaceae
Family
Anthericeae
Genus
Chlorophytum
Spesies
Chlorophytum comosum var.vittatum (Thunb). Baker
    
6.      KlasifikasiDaun Kembang Sepatu (Hibicus rosa-sinensis L)
Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Malvales
family
Malvaceae
Genus
Hibiscus
Spesies
Hibicus rosa-sinensis L.
7   
.      Klasifikasi Jambu Air (Syzygium aqueum)
Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Sub kelas
Rosidae
Ordo
Myrtales
Family
Myrtaceae
Genus
Syzygium
Spesies
Syzygium aqueum
   
8.      Daun Jambu Biji (Psidium guajava L)
Kingdom
Plantae
Sub kingdom
Tracheobionta
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Sub kelas
Rosidae
Ordo
Myrtales
Famili
Myrtaceae
Genus
Psidium
Spesies
Psidium guajava L
    10.  Klasifikasi Daun Jarak (Jatropha curcas L)
Kingdom
Plantae
Divisi
Spermatophyte
Sub divisi
Angiospermae
Kelas
Dicotyledonae
Ordo
Euphorbiales
Famili
Euphorbiaceae
Genus
Jatropha
Spesies
Jatropha curcas 
      
11.  Klasifikasi Daun Jagung (Zea mays L.)
Kingdom
Plantae
Subkingdom
Tracheobiont
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi            
Magnoliophyta
Kelas  
Liliopsida
Sub Kelas
Commelinidae
Ordo
Poales
Famili
Poaceae
Genus
Zea
Spesies
Zea mays L.

12.Daun Beringin (Ficus benjamina)
Kingdom
Plantae
Divisi
Tracheophytae
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Rocales
Famili
Moraceae
Genus
Ficus L.
Spesies
Ficus benzamina L.

13. Daun Lengkuas (Alpinia galanga)
Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Liliopsida
Ordo
Zingiberales
Famili
Zingiberaceae
Genus
Alpinia
Spesies
Alpinia galanga

14.Tebu(saccharum officinarum L.)
Kingdom
Plantae
Divisi
Tracheophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Poales
Famili
Poaceae
Genus
Saccharum L
Spesies
saccharum officinarum L.

15. Rhoeo discolor
Kingdom
Plantae         
Divisi
Magnoliophita
Super divisi
Spermatophyte
Kelas
Liliopsida
Ordo
Comelinales
Famili
Comelinaceae
Genus
Rhoeo
Spesies
Rhoeo discolor



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan
No
Sampel
Gambar
Keterangan
1.
Daun pisang

Terdapat stomata ,sel penjaga dan sel tetangga.
2.
Daun manga


Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
3.
Daun waru

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
4.
Daun Jarak

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
5.
Daun Jambu biji

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
6.
Daun jambu air

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
7.
Daun lili

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
8.
Daun pandan

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
9.
Daun kembang sepatu

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
10.
Daun bunga mawar

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
11.
Daun jagung

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
12.
Daun beringin

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
13.
Daun lengkuas

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
14.
Daun tebu

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.
15.
Daun rheodiscolor

Terdapat stomata, sel penjaga dan sel tetangga.




4.2. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini kita mengamati stomata pada  bagian daun yang diamati yaitu daun pada bagian tengah batang, dan pada daun bagian stomata yang diambil yaitu bagian atas daun dan bagian bawah daun.
Berdasarkan hasil pengamatan stomata pada bagian atas daun lebih banyak yang terbuka dibandingkan dengan daun bagian bawah, hal ini dikarenakan oleh dua factor yakni ketersediaan air serta intensitas cahaya yang ditangkap oleh daun, daun bagian atas lebih banyak mendapatkan suplai sinar matahari dibandingkan dengan daun bagian bawah permukaan daun.
Stomata dapat membuka dan menutup berdasarkan pada ketentuan tertentu untuk berlangsungnya aktifitas tersebut.Hal ini di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya faktor turgiditas.Turgiditas ini merupakan kandungan air yang dapat mempengaruhi kerja stomata. Stomata akan terbuka apabila terdapat kandungan air yang sangat melimpah (Tjitrosoepomo, 2007).
Stomata tumbuhan pada umunnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup pada sat hari geklap hingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya proses pembukaan memerlukan waktu satu jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan akanditempatkan dalam gelap secara tiba – tiba. Terbukanya stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbondioksida yaitu keadaan fotosintesios tidak dapat terlaksana (Tjitrosoepomo, 2007).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, stomata pada daun dapat membuka jika suplai air pada daun mencukupi serta intensitas cahaya matahari yang ditangkap oleh daun tanaman mencukupi dan stomata pada daun dapat tertutup jika tanaman tidak mendapat suplai air yang cukup serta tidak mendapatkan energi sinar matahari atau cahaya yang cukup.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme membuka dan menutupnya stomata yaitu air dan cahaya.

DAFTAR PUSTAKA
Gardner, Franklin. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press.
https://id.wikipedia.org/wiki/Stoma
https://media.neliti.com/media/publications/60035-ID-jumlah-dan-distribusi-stomata-pada-daun.pdf



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MACAM-MACAM JARINGAN PADA TUMBUHAN JARINGAN PENGANGKUT