BENDA-BENDA ERGASTIK (AMILUM)

KELOMPOK 2:
1.       Mawarni Pasaribu                   (170205013)
2.       Lidya Elysabet Silalahi           (170205014)
3.       Dewi Agustini                         (170205016)
4.       Ririn Marbun                           (170205017)
5.       Darma Rani Denisa                 (170205019)
6.       Henny safitri                           (170205020)
7.       Leni Oktaviana                       (170205021)
8.       Lusi Berliana Panjaitan           (170205024)
9.       Sartika Diana                          (170205025)
10.   Seftiana Sitepu                        (170205026)
Ruang : Mg 2.1
Dosen Pembimbing               : Alfi Safitri, M.pd



FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2019




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Anatomi mengenai struktur tumbuhan melibatkan satuan fungsi organik terkecil dalam tumbuhan itu sendiri yaitu sel. Sel tumbuhan dibatasi oleh dinding sel yang didalamnya terdapat tempat berlangsungnya reaksi kimia yang diperlukan untuk kehidupan sel. Pengamatan tentang sel hanya dapat terlihat menggunakan mikroskop. Dalam hal ini, mempelajari ukuran dan bentuk sel merupakan hal penting, namun tanpa memahami isi dari sel (unit sel) serta hubungannya dengan sel-sel lain yang melapisinya tidak akan didapat pengetahuan yang mendalam tentang sel itu sendiri (Hidayat, 1995).

Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.


1.2.   Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah Untuk melihat bentuk-bentuk amylum pada tumbuhan.
 


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Benda Ergastik

Di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat benda benda non proroplastik ( tak hidup) atau disebut benda ergastik. Benda ergastik merupakan hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadanganmakanan, terletak di bagian sitoplasama, dinding sel, maupun di vakuola.

Sifat Benda Non Protolasmik (Ergas)

Komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat.
1.      Benda Ergas yang Bersifat Cair
Benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme yang bersifat organik atau anorganikterdapat di dalam cairan sel berupa zat-zat yang larut di dalamnya, antara lain asam organik,karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid, minyak eteris atau minyakatsiri dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau dalam vakuola Zat yang terlarut didalam cairan sel berbeda-beda untuk setiap sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yangterlarut di masing-masing vakuola mungkin berbeda satu sama lain.

2.      Benda Ergas yang Bersiap Cair 
      Benda-benda nonprotoplasmik (mati) dalam sel yang bersifat padat tentunya berwujud lebih nyata daripada yang bersifat cair, karena yang bersifat padat lazimnya berbentuk butiran atau Kristal. Butiran atau Kristal ini terbentuk sebagai hasil akhir metabolism (pertukaran zat) dalam tumbuh-tumbuhan. Ada pula yang terbentuk karena terjadinya pengendapan zat-zat cair makanan cadangan, sehingaa berwujud butiran. Adapun benda ergastik yang bersifat padat adalah amilum,aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik, sistolit, dll.

Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel ini dibentuk oleh plastida-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas.Lazimnya menghidupkan tepung-tepung yang dibentuk oleh kloroplasdisebut tepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk oleh amiloplas diebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat penyimpanan makanan, seperti halnya pada akar-akar, umbi biji dan lain-lain. Kadar tepung kadang-kadang mencapai tingkat yang tinggi, sekitar 20% dari berat keseluruhan, bahkan dalam biji-bijian kadang-kadang dapatmencapai sekitar 70% dari berat biji segar (Sutrian, 2004).

Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan pasif. Yang dimaksud protein aktif adalah protein-protein pembentuj protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein cadangan makanan. Pada hakikatnya protein pasif  ini adalah benda non protoplasmik (ergastic substances atau benda_benda mati) yang ditemukandalam vakuola-vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal,kedua-duanya lazim terdapat bersama-sama sebagai butir-butir aleron yang merupakan benda-benda mati. Benda-benda mati ini lazimnyaterdapat dalam endoperm, perisperm atau embrio dari biji-bijian (Sutrian,2004 ).

2.2  Amilum 
  Salah satu Komponen Dalam Benda Non Protolasmik (Ergas) yaitu Amilum.
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuh untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.
Benda-benda nonprotoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel ini dibentuk oleh plastid-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan kloroplas. Lazimnya merupakan tepung-tepung  yang dibentuk oleh kloroplas disebut tepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedang yang dibentuk oleh amiloplas disebut tepung cadangan yang terdapat dalam alat-alat penyimpanan makanan,


        1.      Butir tepung konsentris

Butir-butir tepung macam ini dilihat letaknya hilus dan mella.

·         Hilusnya terletak di tengah-tengah,

·         Letak lamella mengelilingi hilus

 Butir tepung konsentris banyak terdapat pada tumbuh tumbuhan jenis ketela, seperti misalnya pada ketela rambat (Ipomoea batatas), ketela pohon (Manihot utilissima), dan lain-lain.


2.      Butir tepung eksentri

Perbedaannya dilihat pula dari letaknya hilus dan lamella.

·         Hilusnya terletak di pinggir,

·         Letak lamella mengelilingi hilus.



Umumnya bentuk dari butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan tidak pernah bundar, banyak terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan seperti kentang (Solanum tuberosum).
Kalau di atas telah dibedakan macam-macam butir tepung berdasarkan letak dari hilusnya, maka selanjutnya dapat dikemukakan tentang macam-macam butir tepung apabila dilihat dari susunannya, yaitu butir tepung monoadelph, diadelph dan polyadelph. Jelasnya sebagai berikut:
a.      Monoadelph
Butir-butir tepung monoedelph adalah butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella mengelilinginya. Sebagai contoh: butir tepung pada ketela rambat, ketela pohon, gandum dan lain-lain.
b.      Diadelph
Dalam hal butir-butir tepung macam ini, adalah butir tepung yang terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi pula lamella-lamella sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh lamella lainnya. Sebagai contoh: butir tepung pada kentang.
c.       Poliadelph
Butir-butir tepung diadelph ini ternyata banyak bagian-bagiannya atau dengan kata lain terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu. Sebagai contoh: pada beras (Oryza sativa).
Butir-butir tepung tersusun pula atas dua macampolysakarida:

  • ·         Bagian tepi dari tepung (amilopektin)

  • ·         Bagian dalam dari butir tepung (amilose).

Berdasarkan letak hilus, butir amilum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • ·         Amilum yang konsentris (hilus terletak di tengah)

  • ·         Amilum yang eksentris (hilus terletak di tepi).

Bila jumlahnya sampai berdesakan dalam sel, maka sisi-sisinya membentuk sudut. Pada beberapa tumbuhan seperti jagung dan padi, butir amilum majemuk. Ukuran butir amilum bervariasi. Pada pati kentang misalnya garis tengahnya antara 70-100 mm, pada jagung 12-18mm. Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Adanya lamela-lamelaini disebabkan karena waktu pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda kadar airnya sehingga indeks pembiasannya berbeda. Lamela-lamela ini akan hilang apabila dibubuhialkohol keras, sebab air akan diserap oleh alkohol sehingga indeks pembiasannya menjadisama. Dibagian tengah amilum kadang-kadang tampak seperti terkerat, peristiwa ini disebutkorosi. Hal ini biasa terjadi pada butir-butir amilum dalam biji yang sedang berkecambah.Sedang peristiwa retak di bagian tengah butir amilum dikarenakan kepekatan di bagiantengah butir amilum berkurang.

Dalam bahasa sehari-hari (bahkan kadang-kadang di khazanah ilmiah), istilah "pati" kerap dicampuradukkan dengan "tepung" serta "kanji". "Pati" (bahasa Inggris starch) adalah penyusun (utama) tepung. Tepung bisa jadi tidak murni hanya mengandung pati, karena ter-campur dengan protein, pengawet, dan sebagainya.

Pati digunakan sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika.
 

2.3 KETERANGAN LITERATUR


    1. Klasifikasi Jagung (Zea mays L)    


Kingdom
Plantae
Subkingdom
Tracheobiont
Super Divisi
Spermatophyta
Divisi  
Magnoliophyta
Kelas  
Liliopsida
Sub Kelas
Commelinidae
Ordo
Poales
Famili
Poaceae
Genus
Zea
Spesies
Zea mays L.

   
   2. Klasifikasi Ubi Kayu (Manihot Utilissima)


Kingdom
Plantae
Divisio
Magnoliophyta
Class
Magnoliopsida
Sub Class
Rosidae
Ordo
Euphorbiales
Familia           
Euphorbiaceae
Genus
Manihot
Spesies
Manihot utilisima

   3.      Klasifikasi Kentang (Solanum tuberosum)

Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Sub kelas
Asteridae
Ordo
Solanales
Family
Solanaceae
Genus
Solanum
Spesies
Solanum tuberosum

    4.      Klasifikasi Beras (Oryza sativa L)
Kingdom
Plantae
Division
Spermatophyta
Sub division
Angiospermae
Kelas
Monokotil
Ordo
Glumiflorae
Family
Gramineae
Sub familia
Oryzoideae
Genus
Oryza
Spesies
Oriza sativa L
 


     5.    Klasifikasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L)

Kingdom
Plantae
Divisi
Spermatophyta
Sub Divisi
Angiospermae
Klass
Dicotyledonaea
Ordo
Leguminales
Famili
Papilionaceae
Genus
Arachis
Spesies
Arachis tuberosa Benth.; Arachis guaramitica, Chod & Hassl.; Arachis idiagoi Hochne.; Arachis angustifolia (Chod & Hassl) Killip.; Arachis villosa Benth.; Arachis prostrata Benth.; Arachis helodes Mart.; Arachis marganata Garden.; Arachis namby quarae Hochne.; Arachis villoticarpa Hochne.; dan Arachis glabrata Benth.



BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
No
Alat yang digunakan
Bahan yang digunakan
1.
Mikroskop
Solanum tuberosum
2.
Kaca Objek
Manihot Utilissima
3.
Penutup Kaca
Oryza sativa L
4.
Pipet tetes
Zea mays L
5.
Silet
Klorahidrat

3.2 CARA KERJA

  •   Ambil seiris kecil bahan atau serbuk, letakkan pada kaca objek. 
  •  Beri 1-2 tetes air atau klorahidrat lalu tutup dengan kaca penutup.
  • Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran kecil dan besar. 

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  HASIL PENGAMATAN
No.
Sampel
Pembanding
Hasil Kerja
Keterangan
1.
Solanum tuberosum




Butir tunggal, tidak beraturan atau bulat telur ukuran 30-100μm, atau membulat ukuran 10-35 μm. Hilus berupa titik pada ujung yang sempit, dengan lamella konsentris jelas terlihat.

2.
Manihot Utilissima












Butir tunggal, agak bulat atau bersegi banyak, butir kecil diameter 5-10μm, butir besar bergaris tengah 20-35μm. Hilus ditengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga, lamela tidak jelas, konsentris, butir majemuk sedikit.

3.
Oryza sativa L




Butir persegi banyak ukuran 2-5 μm

, tunggal atau majemuk bentuk bukat telur ukuran 10-20 μm. Hilus ditengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamella konsentris.

4.
Zea mays L



Butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2-23μm, atau butir bulat dengan diameter 25-32μm. Hilus ditengah berupa rongga nyata atau celah berjumlah 2-5, tidak ada lamella.










Tampak Minyak atau Lemak pada Tepung Kacang Tanah


1
Arachis hypogaea L







 





Terdapat Lemak dan minyak










4.2 PEMBAHASAN
 
Dalam praktikum kali ini yaitu tentang bagian bentuk  benda-benda ergastik yang ada tumbuhan. Benda ergastik adalah benda non protopalsmik atau biasa disebut dengan benda benda yang tidak mempunyai sel kehidupan.

Dalam percobaan ini kita akan mengetahui berbagai macam bentuk-bentuk benda ergastik  dari Solanum tuberosum (kentang), Manihot utilissima (Singkong), Oryza sativa (Padi), Zea mays ( Jagung ).Bahan-bahan tersebut diiris/disayat tipis secara melintang atau membujur,

Di dalam bagian sel tumbuhan solanum tuberosum, terdapat hilus yang berbentuk eksentris karena terbentuk dari luar kedalam. Dan terdapat amilum mempunyai rumus empiris (C6H10O5)n, berupa karbohidrat atau polisakarida yang berbentuk tepung disebut amiloplas, dapat dibedakan menjadi leukoamiloplas yang berwarna putih dan menghasilkan tepung cadangan makanan dan kloroamiloplas berwarna hijau dan menghasilkan tepung asimilasi. Titik permulaan (initia) terbentuk amilum disebut hilus(hilum), berdasarkan letaknya hilu, butir amilum dibedakan menjadi amilum konsentris bila hilus berada ditengah-tengah.

       Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus adanya lamela-lamela disebabkan pada waktu pembentukkan amilum, tiap lapisan mempunyai kadar air yang berbeda, sehingga mempengeruhi indeks bias. Lamela-lamela akan hilang apabila ditetsi alkohol, karena air akan terserap alkohol. Di bagian amilum nampak seperti retak, dapat terjadi pada tepung tapioca. Atau di tengah amilum nampak seperti terkerat, dapat ditemukan butir amilum pada biji yang sedang berkecambah, disebut korosi. 





BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan:
1.      Penampang amilum setiap sampel berbeda-beda
2.      Bentuk dari pati atau amilum terdapat lamella yang menggelilingi hilus-hilus.
3.      Hilus memiliki 3 bentuk yaitu: bentuk titik ditengah, bentuk titik di tepi dan bentuk  Y


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen. 2018. Penuntun Praktikum Botani Farmasi II. Medan. Universitas Sari Mutiara Indonesia








Komentar

Postingan populer dari blog ini